Hijrahnya sang Fotografer bersama #AyoHijrah dari Bank Muamalat

Gara-gara Slide Dosen

Saya mengenal fotografi ketika kuliah di jurusan Biologi Lingkungan di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada tahun 1992.  Awal perkuliahan berbagai ilmu dasar Biologi diperkenalkan, dari Biologi umum hingga belajar identifikasi tanaman.  Melihat satu persatu slide dosen berupa foto-foto tanaman dan hewan hingga serangga yang bagus-bagus saya merasa tertarik mempelajari cara bagaimana teknik membuat foto hingga tampil bagus dan sangat detail tersebut, apalagi kondisi saya yang lebih mudah belajar dari bentuk visual daripada hanya sekedar mendengar dan membaca. Oleh karena itu muncul keinginan besar untuk bisa belajar membuat foto bagus seperti yang saya lihat dalam slide. Keinginan memiliki kamera sendiri semakin menggebu sulit untuk dibendung.  

Hingga akhirnya dengan perencanaan dan perhitungan yang matang saya membulatkan tekad membongkar celengan kaleng saya yang bertahun-tahun saya sisihkan dari uang saku masa sekolah.  Terkumpul saat itu 1 juta rupiah, dan dengan hati penuh optimis saya pergi membeli kamera SLR ke daerah jalan Solo di Yogyakarta.  Betapa bahagia saya memegang kamera yang saya idamkan, unboxing satu persatu, mata saya terus berbinar bak mendapat mainan baru, manual book saya baca, dan kamera tersebut saya tes sesuai petunjuk dan semua perangkat berjalan baik.  Tapi, saya belum faham benar teknik-teknik fotografi, dimana saya bisa mempelajarinya?

Mulai belajar Fotografi

Saat bersepeda motor keliling Kampus, tak sengaja saya melihat spanduk penerimaan anggota baru Unit Fotografi UGM di gerbang Gelanggang mahasiswa.  Pucuk di cinta ulam tiba, semua seperti mengalir dengan mudah, saya mendaftar dan diterima menjadi salah satu anggota UKM Fotografi di kampus. Pendidikan dasar dilewati satu persatu dan ilmu fotografi saya pelajari terus, entah kenapa saya begitu tertarik akan dunia fotografi ini, mungkin juga karena darah seni Paman yang mengalir di tubuh saya, karena sejak kecil saya sangat suka melukis dan ikut berbagai lomba lukis hingga menjuarai beberapa kali kejuaraan lukis. Namun kerena kesibukan sekolah akhirnya lambat laun dunia lukis mulai tertinggal.  Kini dalam dunia fotografi Saya seperti kembali ke dunia Saya dulu.  Ada kebahagiaan ketika Saya memegang kamera dan kemudian bisa menghasilkan foto seperti apa yang diharapkan, seperti tak kenal lelah. Betapa senangnya hingga suatu saat Saya bisa menghasilkan foto-foto bagus seperti slide foto bu dosen yang sering saya lihat di mata kuliah Taksonomi Tumbuhan di kampus, Alhamdulillah

Waktu berjalan, Saya lulus dari kampus UGM dengan predikat sarjana Science, dan menetap di Yogyakarta hingga akhir tahun 1999. Awal tahun 2000, saya pindah ke kota Bogor, melanjutkan perjalanan kehidupan dengan berumah tangga, mengasuh anak, dan segala kehidupan layaknya seorang ibu, saya jalani seperti ibu-ibu muda pada umumnya, kali ini objek foto saya adalah anak saya sendiri yang masih bayi sampai dia tumbuh menjadi balita yang lucu.  Setiap saat perkembangan tumbuh kembangnya saya abadikan melalui foto.

Waktu bergulir begitu cepat. Lambat laun keinginan Saya untuk menggeluti dunia fotografi cabang ilmu lainnya mulai merambah ke dunia foto Model.  Pergaulan dengan sesama fotografer membuat saya penasaran ingin mencoba, “Bagaimana sih memotret model yang cantik-cantik itu?”  Apalagi tahun milenial diawal 2004an, trend fotografi memotret model-model cantik sedang hits sekali.  Ada kesan bahwa fotografer keren adalah fotografer yang memotret model cantik dan seksi, mungkin seperti itulah pandangan dan sensasi Saya di awal  tahun 2000 itu.  Akhirnya saya pun mencoba ikut bersama teman-teman komunitas se-hobby untuk memilih model cantik dan seksi.  Saya terhanyut akan dunia foto model seksi, walau saya sudah berhijab.  Tak hanya itu saya juga menerima job foto prewedding, dua pasang sejoli yang akan menikah saya foto dengan adegan-adegan mesra yang tidak pantas di pertontonkan.  Anak saya yang saat itu usia balita kerap melihat foto-foto model yang saya hasilkan, dan kemudian diapun meniru pose-pose model hasil karya saya. Seketika hati saya memberontak, tak tenang, gelisah, air mata tak sadar jatuh di pelupuk mata. Hati seorang ibu yang merasa tak ingin anaknya juga mengalami  hal serupa seperti model-model dalam foto-foto saya, di foto seksi beramai-ramai oleh para fotografer.  Astagfirullah saya terhentak menyadari kekeliruan yang selama ini saya lakukan.  Saya tak ingin anak saya seperti itu suatu saat.  Dengan keputusan yang kuat saya akhirnya meneguhkan tekad untuk tak lagi menerima ajakan ataupun tawaran pekerjaan memotret model-model seksi dan pekerjaan memotret prewedding dengan adegan-adegan tak sepantasnya. 

Tahun 2005 akhir ,  satu persatu ajakan memotret model seksi saya tolak halus,  hingga teman-teman merasa heran dengan penolakan ajakan mereka, karena biasanya saya paling antusias dan bahkan katanya paling heboh dan memiliki ide dan angle foto yang baik. Bismillah saya memantabkan diri tak lagi memotret model-model seksi. 
Perlahan saya mengubah aliran dalam memotret, toh masih banyak objek-objek dan cabang fotografi lainnya selain memotret model seksi, kalaupun memotret model kelak saya hanya focuskan ke penampilan sopan dan wajar.

HIJRAHNYA Sang Fotografer

“Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S. An-Nisaa [4]: 100)

Usai mengantar anak saya ke sekolah, saya selalu membawa kamera, pagi hari tak langsung kembali ke rumah, saya berkeliling kota Bogor yang dekat, misal ke Kebun Raya Bogor, ke Situ Gede atau ke pasar tradisional di daerah Bogor, keasyikan memotret aktivitas kehidupan berjualan di pasar sambil berbelanja sayur, memotret tanaman dan pemandangan indah nyatanya membuat hati saya tenang.  Akhirnya kegiatan ini terus berlanjut, hingga akhirnya tahun 2008 ribuan foto terkumpul, dan saya membuat website khusus wisata dan budaya di Bogor agar tak hanya menumpuk di hardisk, namun bisa bermanfaat lebih, akhirnya terbitlah galeribogor.net. Sungguh di luar dugaan, apresiasi luar biasa dari teman-teman dan masyarakat sehingga website ini menjadi sumber inspirasi wisata dan event di Bogor. Alhamdulillah, yuk para fotografer Ayo Hijrah untuk menjadi fotografer yang lebih baik lagi dari waktu ke waktu

Alhamdulillah Job baru

Klip Perjalanan saya sebagai Travel Fotografer

Tahun 2007 Berbagai tawaran memotret dan menulis artikel perjalanan mulai berdatangan. Saya kini memantabkan profesi saya sebagai Travel Fotografer dan sekaligus Penulis perjalanan. Fokus pekerjaan saya kini lebih menekankan pada memotret Alam dan budaya di berbagai daerah-daerah di Indonesia, termasuk juga adat tradisi serta kulinernya.  Alhamdulillah dalam bidang profesi saat ini lebih banyak ketenangan, kedamaian dalam bekerja. Terutama ketika memotret keindahan alam, Subhanallah semakin menambah rasa syukur pada Allah SWT sang Maha Pencipta, bersyukur diberi kesehatan dan kesempatan untuk melihat dan menikmati keindahan alam.  Saya sering menundukkan kepala, merasa malu karena terlalu sering mengeluh, dan kembali terperanjat dan bercermin kembali, nyatanya begitu banyak saudara-saudara nun jauh disana merasakan kehidupan dan kesulitan hidup dari yang kita alami, bahkan dengan minimnya fasilitas, namun mereka masih tetap bahagia dan bersyukur.  Begitu banyak momen yang bisa Saya lihat langsung hingga Insha Allah membuat diri Saya semakin mendekatkan diri pada-Nya.  

Suka duka memotret di pedalaman Kalimantan Timur, naik katinting 6 jam perjalanan membelah sungai Bengalon yang banyak buayanya

Alhamdulillah kini 34 Provinsi di Indonesia dan 14 Negara sudah pernah saya kunjungi, semua dengan berbekal ilmu fotografi dan menulis artikel perjalanan. Oiya beberapa foto dan sebagian artikel Saya tersebut bisa dilihat di Raiyani.Net ya

Percaya Qodar Allah

Alkisah 2016 saya memantabkan hati ingin melaksanakan Umroh. 34 Provinsi sudah hampir selesai Saya kunjungi, tapi mengapa ke rumah Allah belum bisa Saya datangi. Berusaha menghitung hasil tabungan menjual beberapa buah hasil foto Saya ke salah satu agency foto, hingga akhirnya terkumpul dana  yang cukup untuk membayar biaya Umroh. Namun Astagfirullah , Saya tertimpa musibah, karena agen travel perjalanan yang Saya pilih tersebut melakukan penipuan pada ribuan jamaah sehingga uang Umroh yang sudah disetorkan tidak kembali dan batal melaksanakan Umroh. Saya hanya bisa pasrahkan diri, segala daya upaya sudah dilakukan, belum rezeki untuk mendapatkan kembali dana yang Saya setor hingga kini. Saya yakin bahwasanya uang yang Saya setor untuk Umroh Insha Allah bersumber dari uang halal, hasil kerja keras saya memotret, menjual foto-foto alam dan budaya serta menulis beberapa artikel perjalanan di majalah.

“Tiada ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi, dan tidak pula pada diri kalian sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh al- Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah,” (QS Al-Hadîd [57]: 22)

Namun Allah mungkin punya rencana lain. Belum, mungkin nanti ada saatnya Saya di panggil  dan diizinkan oleh Allah untuk berangkat ke rumah-Nya. Saya hanya bisa berprasangka baik terhadap Qodar. Sembari instrospeksi diri,  tentunya masih diberi waktu menunggu dan berbuat lebih banyak yang harus Saya benahi lagi dalam bekerja dan berbuat Amal Sholeh.  Semoga Saya semakin Istiqomah untuk bekerja sebagai fotografer yang lebih berfaedah dan tetap dalam keimanan.  Tentunya tidak lupa untuk menabung di Bank Muamalat Indonesia.

Buka Tabungan iB Hijrah Haji dan Umroh

Saya dan buku Tabungan iB Haji dan Umroh

Apa sih arti Hijrah? Hijrah bermakna untuk “lebih baik”. PT. Bank Muamalat pada tanggal 8 Oktober 2018 telah me-launching kampanye Ayo Hijrah, tujuannya adalah Bank Muamalat akan terus aktif mengajak masyarakat untuk berhijrah dalam kehidupan sehari-hari sehingga lebih sesuai dengan syariah Islam, khususnya dalam hal layanan perbankan. Karena Islam bukan hanya agama yang mengatur hubungan kita dengan Sang Pencipta, tapi juga merupakan jalan hidup (way of life) sehingga #AyoHijrah juga mengajak untuk menjalani hidup sesuai tuntunan Islam yang baik dan berkah. Amiin

Ada banyak produk Perbankan unggulan yang Bank Muamalat miliki antara lain: Pembiayaan, Muamalat Prioritas, International Banking, Kartu Share E-Debit, Tabungan iB Hijrah, Tabungan iB Hijrah Haji dan Umrah, Tabungan iB Hijrah Rencana, Tabungan iB Hijrah Prima, Tabungan iB Hijrah Prima Berhadiah, Deposito iB Hijrah, dan Giro iB Hijrah

Iringilah ibadah haji dengan (memperbanyak) ibadah umrah (berikutnya), karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat peniup besi panas menghilangkan karat pada besi, emas dan perak. Dan tidak ada (balasan) bagi (pelaku) haji yang mabrur melainkan surga[Hadits ini dikeluarkan oleh Imam at-Tirmidzi (810), dan an-Nasa-i (5/115), dan Ahmad (6/185)

Nah, agar lebih afdol nih Hijrahnya sang fotografer, Sayapun kemudian membuka rekening Tabungan iB Haji dan Umroh, Kenapa? karena Bank Muamalat sejak 1992 adalah Bank pertama murni syariah di Indonesia tanpa menginduk dari Bank lain. Selain itu Bank Muamalat juga telah di percaya sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH), yang terdaftar di SISKOHAT Kementerian Agama Republik Indonesia. Sistem Akad Wadiah diberlakukan juga pada rekening Haji dan Umroh di Bank Muamalat.

Wadiah adalah berasal dari kata wadi’ah berasal dari wada’asy syai-a, yaitu meninggalkan sesuatu. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut wadi’ah, karena dia meninggalkannya pada orang yang sanggup menjaga. Secara harfiah, Al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak yang lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja hingga si penitip menghendakinya.

Yuk Nabung Biaya Haji dan Umroh di Bank Muamalat

Fasilitas rekening Haji dan Umroh ini juga sangat baik karena:

  1. Lebih praktis,  kita tidak perlu membawa uang tunai berlebihan saat berangkat ke tanah suci, nasabah akan mendapatkan pilihan kartu Shar-E Debit Muamalat. Kartu tersebut bisa digunakan untuk transaksi ATM dan pembayaran belanja di seluruh dunia melalui jaringan ATM Bank Muamalat, ATM Plus/Visa, ATM Bersama, ATM Prima, MEPS dan merchant Visa
Ihram card untuk memudahkan ibadah Haji/Umrah.
  1. Lebih nyaman, tersedia beragam nominal Standing Instruction bulanan maupun harian yang dapat disesuaikan dengan keinginan nasabah tanpa repot ke kantor cabang atau ATM.
  2. Lebih ringan, tidak dikenakan biaya administrasi ataupun biaya pemindahan dana ke rekening Tabungan iB Hijrah Haji.
  3. Lebih banyak bonus dan hadiahnya.
  4. Souvenir eksklusif berupa perlengkapan haji.
  5. Nasabah berkesempatan mendapat hadiah umrah bebas biaya (program Rezeki Haji Berkah) selagi menunggu keberangkatan haji selama periode program berlangsung.

Assalamualaikum, sapaan ramah Satpam saat membukakan pintu ruangan. Saya kemudian bertemu dengan Customer Service Bank Muamalat di Jl. Raya Pajajaran No.257 Bantarjati Bogor. Alhamdulillah, mba Aninda sangat ramah melayani nasabah seperti Saya, banyak bertanya ini dan itu, semua dijawab dengan sabar dan detail.

Oiya Pembukaan rekening Tabungan iB Haji dan Umrah ini sangat mudah sekali, hanya perlu bawa KTP asli dan NPWP saja kok. Bismillah, tidak sampai 15 menit proses pembukaan rekening sudah selesai. Ini adalah salah satu langkah Hijrah Saya menabung untuk pergi Haji & Umroh, karena selain menabung untuk pergi Haji, nasabah memiliki kesempatan juga untuk bisa Umroh gratis. Allahualam.

Alhamdulillah akhirnya langkah Hijrah saya dipermudah hingga saat ini. Jadi buat teman-teman, apapun profesimu Ayo Hijrah sekarang jangan tunda lagi selagi masih ada kesempatan. Semoga Allah mempermudah langkah kita dengan niat Lillahitaala untuk segera menjadi lebih baik dan bisa segera ke Masjidil Haram, Amiin Ya Rabbalalamin.

Comments

    1. Post
      Author
  1. Gioveny

    Dulu aku punya kekhawatiran yang sama soal profesi fotografer ini uni. Sampai-sampai aku posting juga di blog hahahaha. Alhamdulillah ya uni, Allah berkahi selalu tiap bidang yang ditekuni dan diniatkan karena Allah SWT

    1. Post
      Author
      1. Johan Nopi

        Kisahnya sangat meng-Insprirasi. Semoga bisa memberi teladan bagi sahabat2 FG untuk lebih syar’i dalam menjalani profesi ini. Insya Allah apa yang direncanakan oleh Allah adalah merupakan yang terbaik buat kita.

        Semangat buat kakak Raiyani.net semoga Allah selalu menjaga setiap langkah dalam kehidupan kita. Aamiin.

        1. Post
          Author
    2. hani

      Saya terharu waktu Mbak memutuskan menolak memotret hal² yang dianggap tak pantas menurut kaidah agama. Ternyata ada peluang lain ya di alam semesta ini.
      Semoga diijabah Mbak bisa umroh bersama keluarga. Amiiin

      1. Post
        Author
    1. Post
      Author
      raiyani

      Saya sudah ke Bengkulu tahun 2017, waktu itu memotret Raflesia arnoldii, hingga ke Leboong, dan lanjut ke Pagar Alam
      semoga kita bisa ketemu di Bengkulu ya suatu saat, Amiin

    1. Post
      Author
    2. Okti Li

      Amin. Semoga niat serta usahanya tercapai ya. Pengalaman inspiratif semoga banyak hati yang tergugah dan ikut hijrah. Bulan Rajab kemarin banyak yang menikah dan fotografer kebanjiran job lho, hehehe

      1. Post
        Author
    1. Post
      Author
  2. Monda Siregar

    namanya seorang ibu, apa2 aja diasosiasikan ke anak, nggak ingin anak melakukan sesuatu yang buruk…
    alhamdulillah ya ni segera hijrah sebelum si cantik ikut2an berpose seksi..
    semoga beruntung dengan kontes ini, sangat menginspirasi kisahnya

    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
  3. Endah Kurnia Wirawati

    Wahh hijrah fotografernya berat juga ya mbak.
    ku salut sama perjuangan dan ketegasan keputusanmu mbak.
    Semoga selalu dimudahkan rejeki dan dimudahkan juga untuk segera menuju ke Baitullah ya mbak.
    Amin!

    1. Post
      Author
      1. Post
        Author
  4. Turis Cantik

    Aku dulu di kampus ngak ikut komunitas foto mbak, blom tertarik soalnya. Eh, skrng malah keluar duit buat sekolah foto lagi hehehe. Semoga niat baik ke tanah suci terwujud ya mbak, selalu ada jalan untuk keinginan baik.

    1. Post
      Author
  5. Akarui Cha

    Terharu sekali bacanya. Sampai ikutan berkaca-kaca, masya Allah perjalanan Mba menuju hijrah.

    Semoga kapan kapan saya bisa bertemu Mba dan belajar banyak dari Mba, baik soal keteguhan hati, menulis, juga memotret. Aamiin.

    1. Post
      Author
  6. Darius Go Reinnamah

    Wah, seru sekali perjalanan hidupnya sebagai fotografer ya. Kenal fotorgrafi tahun 92? Wah saya baru satu tahun itu usianya. ahahahah *lanjut*

    Btw, turut sedih ya mbak jadi korban penipuan travel umroh yang kemarin. Semoga digantikannya sekarang ini ya mbak. Semoga menang 🙂

    1. Post
      Author
  7. Mechta

    Subhanallah… Kisah hijrah mbak sangat inspiratif. Semoga istikhomah ya mba..dan semoga Allah segera memberi kesempatan mbak sekelg utk menjadi Tamu Allah.. Aamiin…

    1. Post
      Author
  8. Pandu Aji

    tahun 1992 aku masih baru bisa mbrangkang :))
    Ternyata pernah motoin yang sexy-sexy ya mami. hahahaha. nggak nyangka aja. Syukurlah kalau sekarang udah nggak. Mbok ya di ajakin kalau lagi main kemana gitu :))

    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
  9. Fillyawie

    Ternyata Mbak Rai sudah memotret dari zaman kuliah yaa, nggak nyangka ya ketertatikan melihat foto yang ada dalam buku kuliah malah menjadikan Mbak Raiyani yang sekarang. Seorang fotografer keren, panutanque. Semoga rencana untuk menjadi tamu di rumah Allah bisa segera terwujud yaa.

    1. Post
      Author
    1. Post
      Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *