Festival Krakatau 2017 akhirnya membawa saya tiba disini. Sebuah pulau yang masih asing, untuk pertama kali mendarat setelah 4 jam terombang ambing di lautan dengan ombak yang cukup besar. Namun karena kantuk yang menyeruak, sayapun tak begitu merasakan ombak bercengkerama di laut. Tiba-tiba kapal sudah mendekati dermaga.
Dahulu penduduk di Pulau Sebesi ini telah punah oleh letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Kini lebih dari seratus tahun berlalu. Pulau Sebesi kini disebut sebagai desa Tejang, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Semakin berkembang dan tumbuh menjadi sebuah pulau nan elok. Sebagai persinggahan utama saat kita akan mengunjungi Cagar Alam Anak Gunung Krakatau. Karena pulau inilah satu-satunya pulau berpenduduk yang cukup memadai dalam hal sarana penginapan bagi para pengunjung. Ada beberapa penginapan yang baik disini sudah di bangun. Penduduknya pun sudah dikenalkan dengan sistem home stay, hingga kini tamu tak perlu kuatir lagi akan bermalam dimana. Masyarakat sudah terbuka terhadap kehadiran tamu.
Tiba sekitar pukul 11 siang. Tak banyak yang bisa saya lakukan, usai meletakkan barang di home stay. Saya mencoba menjelajah pulau Sebesi. Perlahan jalan menuju pantai. Benar sangat masih terasa asing. Tak banyak info yang saya dapatkan. Apabila mengikuti hasrat tentu bermalas-malasan dengan menikamti tiupa angin menjadi pilihan paling menggiurkan. Namun tak tenang apabila hari ini saya belum mendapatkan foto yang cukup dari pulau Sebesi.
Usai makan siang dan meminum sebutir kelapa muda, jangan biarkan terdiam, karena kantuk pasti menyergap. Membunuh malas itu adalah hal paling rumit. Malu sama kamera yang saya tenteng, seolah melotot marah karena tak juga saya menekan shutter siang ini.
Baiklah beranjak pelan menyusuri sisi depan pantai. Cuaca terik namun langit terlihat masih berawan tebal, matahari sedikit tertutup awan, hal ini sedikit menyiutkan nyali saya untuk memotret. Never Give up, sambil berharap Tuhan memberi secercah cuaca yang cantik untuk saya siang hingga sore ini. karena esok subuh tak lagi ada di sini.
Tips dan Trik, 6 jam memotret di Pulau Sebesi
A. Memahami kondisi cuaca
Foto kiri: saat langit masih terasa flat, kita hanya memasukkan sedikit saja unsur langit
Foto kanan: satu jam setelahnya, langit mulai tampak cerah, kita dapat mengulang mengambil foto dengan memasukkan unsur langit lebih banyak dari foto sebelumnya.
Foto kiri: Sambil menunggu langit lebih cerah, kita bisa memotret hal-hal unik yang mungkin hadir di hadapan. serombongan kambing ini juga menarik apabila kita padukan dengan dua buah canno. Memasukkan unsur daun pada foto ini adalah sebagai framing hingga menyamarkan kondisi langit yang kurang menarik (baca bagian Framing)
Foto kanan: Seorang nelayan tetiba hadir mengambil tali jaring dari perahunya, memotretnya jadi pilihan yang baik, mulai dari saat berada di perahu hingga saat berjalan. Pemilihan angle bisa lebih tinggi dari garis cakrawala atau lebih rendah. Hal yang perlu di perhatikan disini adalah usahakan garis cakrawala tidak memotong tepat di kepala atau leher, karena secara psikis tidak enak di pandang.
B. Framing dalam foto
Istilah framing dalam sebuah foto adalah memberi bingkai, tujuannya bisa bermacam, salah satunya menutupi kekurangan atau kekosongan pada langit, memberi dimensi yang berbeda dalam sajian sebuah foto, yang pada akhirnya memberi efek foto tampak lebih menarik
beberapa contoh foto framing di pulau Sebesi:
Berjalan dan menjelajahlah, jangan cepat puas mendapatkan dua tiga shoot dalam satu tempat. selalu berfikir bahwa di tempat lain disana itu pasti ada hal lebih menarik dibanding di tempat ini. Hal ini akan memandu kita untuk terus bisa mendapatkan foto yang menarik.
Tak jauh dari lokasi pertama, akhirnya saya menemukan sepasang ayunan terkait pada sebuah pohon nan rindang. pilihlah sudut menarik seperti 2 buah foto dibawah ini.
Saya lanjutkan menyusuri pantai namun tampaknya semakin tak berujung, sambil melihat arah datangnya matahari, saya mencoba memperkirakan sunset akan berada di mana. Akhirnya saya berbalik ke lokasi pertama. Karena aktivitas tampak lebih ramai di area dermaga tempat kapal kami berlabuh.
C. Mencari Icon sebuah tempat

Hal ini sederhana namun bermakna penting, apabila anda belum lihai memotret sudut-sudut unik yang menandakan atau memberi ciri khas sebuah pulau, maka fotolah plang yang memberi informasi tentang sebuah pulau, sekalian juga apabila kita lupa namanya, masih ada dokumentasi informasi dalam sebuah foto. Tetap usahakan memotret dengan sudut pengambilan yang menarik ya, agar foto kamu tak hanya memberi sekedar info tapi juga memanjakan mata yang melihatnya.
D. Memanfaatkan Foreground
Benda-benda yang hadir di hadapan kita bisa dimanfaatkan sebagai pendukung sebuah foto, terutama apabila lokasi tersebut terlalu kosong, hingga terlihat monoton. Ranting, kayu, batu bisa kita jadikan foreground. seperti contoh foto dibawah ini:
E. Memotret aktivitas dan interaksi manusia . Menandakan sebuah pulau ada penghuninya adalah dengan memotret aktivitasnya. Nelayan menjadi aktivitas utama. Dermaga adalah pilihan paling tepat untuk melihat aneka aktivitas yang bisa kita rekam.
Foto kiri: Suasana dermaga, banyak aktivitas disini yang bisa direkam
Foto kanan: Pisang siap di naikkan ke kapal untuk di bawa ke kota Lampung, coba amati sudut pengambilan yang saya lakukan, deretan pisang menjadi tidak monoton, namun membentuk garis diagonal yang membuat foto menjadi tidak kaku, menghadirkan unsur manusia memberi nuansa foto lebih hidup. Tambahan lagi yang menarik disini adalah penambahan unsur shadow manusia yang dihasilkan dari sinar matahari di belakang objek, hingga foto sangat berdimensi.
Aktivitas dua orang nelayan yang sedang memperbaiki kapal ini juga menarik untuk diabadikan, ambillah dari beberapa sudut
foto kiri: Membidik moment dari dekat serta low angle akan memberi efek dinamis dari sebuah aktivitas
foto kanan: Membidik momen dari jauh, dua orang nelayan mengangkat perahu, dikejauhan, agar tak berkesan kosong saya meletakkan kapal karam di kanan hingga memberi sudut pandang yang lain dari foto kita.
F. Memotret Sunset
Akhirnya saya memilih lokasi ini untuk menanti sunset, karena selain bentuk gunung yang cantik juga ada genangan air yang akan memberi refleksi atau efek cermin pada foto kita nanti, ditambah lagi tekstur tanah bergelombang memberi efek garis lengkung yang menarik.
Saat memotret kita di tuntut untuk memilih lokasi yang tepat, ibarat memilih banyak hal dalam satu waktu, Kita tak bisa meraup semua keinginan di banyak lokasi yang berbeda dalam satu momen, Jadi dibutuhkan pengamatan awal dan harus memutuskan dimana kita berada saat momen sunset tiba. Beberapa foto sudah saya ambil sebagai gambaran pra sunset. Kondisi matahari yang berada tepat di depan kita, perlu ketelitian dalam menentukan diafragma yang tepat, sebaiknya gunakan diafragma bukaan kecil atau angka besar (8 keatas). Biasanya saya memilih diafragma di 16 atau 22 ISO 200 agar nanti matahari memberi efek bintang. Dan satu lagi, selipkan matahari dibalik pohon agar bias sinar berbentuk bintang lebih mudah kita peroleh.
foto kiri: membuat efek bintang pada matahari akan lebih mudah apabila kita selipkan diantara benda disekitarnya, perhatikan pula efek refleksi pada air memberi foto kita menjadi lebih menarik
foto kanan: bias sinar masih menarik untuk di foto saat matahari sudah tak tampak
Nah usai sudah pergulatan memotret di pulau Sebesi, semoga pengalaman ini bisa memberi manfaat buat teman-teman semua ya. Ayo kapan kita traveling lagi, jangan lupa ajak saya yaa …
Comments
Yeay, syukaaa, ada tips dan trik buat motretnya juga. Aku sempat kehabisan ide mau motret apa wakti di Sebesi. Gak banyak aktivitas yang terlihat. Kurang eksplor aja ternyata, ga sempat liat sunset aku 🙁
Author
Yuk yuk motret lagi
Aku mau difoto ajaah…
Author
Next tips narsis yaaa hahaa
Aku suka foto perahu kanan bawah. Kesannya sedih gitu..
Author
Waah makasih untuk apresiasinya
Banyak istilah dan teknik baru yang saya pelajari nih.
Makasih ya mbak buat tips and tricknya.
Keceee !!!
Author
Sipp semoga manfaat ya
Yes ilmu baru. Tips trik nya bisa kepake banget buat sewaktu nanti travelling ke pantai. secara aku seringnya main ke pantai 😀 thanks for share mba
Author
Terimakasih, Semoga menginspirasi
Kece benerrr fotonyaa, Makasih tipsnya Mbaak..
Author
Sama sama, semoga tambah enjoy motretnya
keren tipsnya, aku bookmark biar bs dibaca ulang ya mbak 🙂
Author
Siaap, thanks prita
Wah, noted untuk referensi 🙂
Author
Terimakasih, semoga bermanfaat
Wah, makasih kak tipsnya, pas bgt buat segala device nih… Hehehe
Author
Terimakasih kembali sudah berkunjung semoga manfaat ya
Terima kasih banyak buat tips-tipsnya, Mbak. Akan coba saya terapkan. Keren-keren banget fotonya. Terima kasih sudah berbagi. Kalau mau jago di fotografi itu memang kudu banyak latihan ya. Banyak tekan tombol rana supaya mata dan instring melihat komposisi bentuk lebih terasah. Kuylah jalan-jalan, banyak objek menanti untuk diabadikan!
Author
Iya betul hrs banyak latihan dan bermain komposisi
Alhamdulillaaaah.. akhirnya aku paham lagi sedikit ilmu photohragrafi. Btw, itu fokus belum dibahas ya Teh?
Author
Next topic ya kita bahas focus
Waaadaaaw kak rai sang master. Pulau Sebesi ini keren sebenernya kalo di explore lebih dalam
Author
iya, hanya keamrin gak punya cukup waktu, hanya 6 jam terlalu sempit, mungkin lain waktu bisa di explore lagi
Apa tips ini bisa berlaku juga buat kamera hape? Hehe
Author
iya berlaku, tips ini bisa digunakan dengan alat memotret DSLR, mirrorless, pocket camera, kecuali pengaturan diafragma saat sunset tidak ada pada kamera hp dan action cam
fotonya uni ray kece bana bgini toh tipsnmya.. buka kelas fotografi ga uni?? hehhe
Author
terimakasih @rizki, iya buka kelas private
Seharusnya waktu bareng sama Uni aku belajar beginian yah, biar berfaedah. bukan bergosip atau ngobrol soal makanan.
Author
makananpun banyak faedahnya aip hahaha