Wisata Gianyar Bali

GIANYAR

Kabupaten Gianyar Bali, terdiri dari 9 kelurahan yaitu, Bedulu, Belega, Blahbatuh, Bona, Buruan, Keramas, Medahan, Pering dan Saba.  Luas kabupaten secara keseluruhan adalah 368 km2.  sumber : wikipedia

BAGAIMANA CARA KE GIANYAR?

Penerbangan dari Jakarta (Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma) ke Denpasar (Bandara Ngurah Rai) ditempuh sekitar 2 jam. Maskapai yang melayani Garuda, Sriwijaya, Air Asia, NAM air, Lion Air, Batik Air dan Citilink. Ada yang langsung, ada yang transit dulu di Surabaya. Harga normal tiket PP mulai Rp1.500.000-an. 

ADA TRANSPORTASI APA DARI BANDARA KE KOTA? 

Setiba di bandara Ngurah Rai, banyak cara menuju Gianyar.  Ada fasilitas taksi bandara, namun bagi yang tidak membawa terlalu banyak barang bawaan, bisa menggunakan Taksi Online melalui aplikasi Gojek dan Grab.  Namun hanya bisa menunggu di area luar bandara, berjalanlah ke arah parkir kendaraan ke arah kanan, biasanya dekat area parkir sepeda motor atau ke arah mesjid at-Taqwa.  Kisaran harga untuk jarak tempuh 30 km ke Gianyar  40 menit hingga 1 jam.  Dengan biaya Rp 60.000 – Rp 100.000 dengan ojek online dan Rp 250.000-Rp 300.000 dengan mobil online.  Tidak ada kendaraan umum lainnya dari bandara ke Gianyar.

Selama di Gianyar juga tidak ada kendaraan umum untuk berkeliling kota, jadi pastikan kamu mengunduh aplikasi kendaraan online ya.  

ADA OBJEK WISATA APA SAJA DI GIANYAR?

Puri Ageng Raja Jelantik

Lokasi: Blahbatuh

Jam buka: 08.30-17.00

Tiket masuk:Gratis

Puri Ageng Blahbatuh adalah salah satu Puri terbesar di Gianyar, berada di Jl. Raya Udayana No.2, Blahbatuh, Gianyar, Bali.

Puri Ageng Blahbatuh yang dibangun pada abad ke-16 yang sampai saat ini masih menyimpan kemegahan seni arsitektur bangunan Bali. Penglingsir (tetua) Puri Ageng Blahbatuh saat ini adalah Anak Agung Alit Kakarsana dari keturunan Jelantik leluhur panglima perang dari Dinasti Sri Kesari Warmadewa. Sebelumnya Puri Ageng Blahbatuh adalah Puri yang tertutup untuk umum, tapi sekarang telah dibuka untuk umum.

Dan saat saya ke Gianyar, Puri Ageng Blahbatuh ini sedang melaksanakan Pelebon (Ngaben) bagi Penglingsir (tetua) Puri Ageng Blahbatuh, yaitu almarhum Ida I Gusti Ngurah Djelantik XXIV.  

Bade Padma Negara (anjungan pembawa jenazah) setinggi 24 meter dengan berat diperkirakan lebih dari 10 ton dibawa oleh hampir 3000 warga dari berbagai banjar di Gianyar, dengan seragam kaos dan udeng (ikat kepala khas Bali untuk laki-laki) berwarna hitam secara bergantian mengusung jasad Penglingsir Ida I Gusti Ngurah Djelantik XXIV ke pemakaman. Beliau wafat pada bulan November 2018, dan diadakan persiapan pembuatan Bade dan Lembu (wadah jasad untuk upacara kremasi) selama kurang dari 1 bulan, dan dirancang oleh I Ketut Gede Setiawan bersama rekan-rekan seni di Gianyar. Hingga saat saya tiba tanggal 17 Desember  2018 sore hari, tepatnya sehari sebelum Pelebon di mulai, pemasangan atap sebagai tahap akhir pembuatan Bade Padma Negara bisa dilaksanakan dengan berbagai ritual agama Hindu.

Proses Pelebon kali ini menjadi upacara langka di Gianyar, karena Pelebon terakhir diadakan tahun 1962 yaitu saat pelebon penglisir ke XXII. Puncak acara berlangsung pada tanggal 18 Desember 2018. Acara di mulai sejak subuh, dengan melakukan upacara di pemakaman.  Pagi hari dilanjut dengan rangkaian upacara yang dipimpin oleh  Ida Pedande ( Pendeta Hindu) di halaman Puri.  Kemudian dilaksanakan upacara Nyiramin (ngemadusin) , yaitu memandikan jenazah di dalam puri yang dilakukan oleh pihak keluarga.  Usai jenazah dimandikan di kenakan kain dan kemudian siap di usung ke Bade.  Selain itu juga di adakan tarian-tarian yang menceritakan sejarah dan kisah perjuangan para penglisir yang menjadi rangkaian upacara.  Menjelang pukul 14.00 jenazah diusung ke puncak Bade Padma Negara.

Diawali dengan Anak turun Penglisir menaiki Lembu ( wadah kremasi jenazah) yang turut berjalan beriringan di depan menuju pemakaman.   Ada yang unik, karena Bade akan berputar-putar 3x berlawanan arah jarum jam di persimpangan karena ini memiliki arti penting dalam ritual yaitu:sebagai simbol mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta(5 unsur pembentuk alam, yaitu: tanah, air, udara, api dan ruang angkasa) ke tempatnya masing-masing,  dan juga sebagai simbol perpisahan dengan sanak keluarga dan lingkungan masyarakat.  

Sepanjang perjalanan kaum wanita membawa berbagai banten(sesaji) dan aneka keperluan pemakaman. Turis serta warga setempat ramai memenuhi semua jalan, dan mengantar dengan suka cita jenazah menuju pemakaman, karena upacara Pelebon ini selayaknya menjadi upacara yang menggembirakan, karena kremasi adalah membantu jenazah untuk segera menuju sang pencipta dan moksa adalah tujuan tertinggi. 

Kremasi di lakukan sekitar pukul 16.00, satu demi satu jenazah yang ada di area pemakaman di bakar dengan alat bakar gas, agar prosesnya bisa lebih cepat, kalau jaman dahulu masih menggunakan kayu, namun saat ini sudah menggunakan gas bertegangan tinggi. Ada 4 jenazah warga Gianyar yang juga turut di kremasi dengan bade nya sendiri-sendiri.  Dan jenazah Penglisir di kremasi saat akhir. Dengan diiiringi Baleganjur (musik khas Bali) yang dimainkan oleh para pemuda di Gianyar, menambah suasana ceria dan semangat.  Namun bagi saya ini adalah pengalaman pertama menyaksikan upacara ini secara lengkap. Hingga saat kremasi dan mendengar Baleganjur perasaan saya campur aduk.  Antara sedih dan ceria.  

Proses kremasi usai sekitar pukul 18.00, abu jenazah kemudian dikumpulkan dalam wadah, dan disatukan dengan beberapa rangkaian ritual lagi.  Dan kemudian tahap akhir adalah upacara Nganyud , yaitu menghanyutkan abu jenazah di laut, maksud dari upacara ini adalah menghanyutkan segala kekotoran yang masih tertinggal dalam roh jenazah, agar bersih menuju sang Kuasa. Upacara nganyut ini dilaksanakan di pantai Saba Gianyar, yang letaknya tak jauh dari lokasi pemakaman. Nah liputan acara ini juga bisa dilihat di Balipost

Air Terjun Tegenungan

Lokasi: Jl. Ir. Sutami, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, kabupaten Gianyar

Jam buka: 08.00-18.00.

Tiket masuk: Rp 15.000

Air Terjun Tegenungan
Cafe santal di sekitar air terjun Tegenungan

Dari Blahbatuh ke Lokasi Air terjun Tegenungan hanya 8 km, dengan ojek online atau ojek pangkalan juga bisa, harga berkisar Rp 10.000-Rp15.000 saja. Masuk dari area parkir tak terlihat sebagai kawasan wisata alam, karena area parkir yang cukup luas, dan ada bangunan loket yang bagus, mirip seperti akan masuk ke Borobudur.  Tampak dikelola sudah dengan baik. Setelah membeli tiket kita diberi cap di tangan sebagai tanda masuk.  Baru 5 meter masuk dari gerbang kita sudah menemukan kawasan resto, ada berupa bangunan permanen, maupun bangunan artistik dari bambu, serta tempat duduk dengan atap tenda warna-warni.  Hingga saya sempat mencari-cari apakah benar di sini lokasi Air Terjun.  Setelah melewati beberapa deretan kursi cafe di kanan dan kiri akhirnya saya mulai mendengar gemericik air.  Air terjun Tegenungan sudah mulai tampak tapi berada di bawah, berkisar 100 m, untungnya ada anak tangga dengan pegangan besi sehingga lebih mudah untuk mencapai air Terjun.  Cukup banyak turis di lokasi ini, apabila dibandingkan dengan wisatawan lokal.  Uniknya tempat ini sudah di tata sangat kekinian, terutama bagi yang suka ber-swa foto ala instagram. Karena ada ayunan, rajutan ranting bentuk “love”, bahkan juga  bentuk love permanen dari semen, kemudian bentuk sangkar burung, atau tulisan-tulisan unik untuk melengkapi kenarsisan seperti “I love U”, “Travel and Never stop to exploring” “ Miss u” hingga “Calon Mantu Idaman” nah kamu tinggal pilih mana yang sesuai dengan mood kamu. Dan ada kotak donasi untuk setiap property foto yang kamu pilih seikhlasnya, tapi tidak menerima uang koin, jadi artikan sendiri berapa minimal yang harus kamu bayar.

Oiya Air Terjun Tegenungan ini dikenal juga dengan sebutan Air Terjung Blangsinga loh karena  bisa di datangi dari arah Barat dari banjar Tegenungan, hingga di sebut air Terjun Tegenungan dan apabila kita dating dari arah Banjar Blangsinga di sisi Timur, maka sering disebut air terjun Blangsinga, karena letaknya berbatasan diantara dua Banjar. 

Pasar Seni Sukawati

Pasar Seni Sukawati

Lokasi: Jl.Raya Sukawati, Kecamatan Sukawati, kabupaten Gianyar Bali 

Jam buka: 08.00-18.00

Tiket Masuk: Gratis

Dari Puri Blahbatuh ke Pasar seni Sukawati 10 km, satu jalan dengan arah ke air terjun Tegenungan jadi lebih baik usai bermain di air Terjun Tegenungan bisa mampir ke Pasar Seni Sukawati. Pasar seni Sukawati ini diresmikan tahun 1985.  Jadi sudah hampir 34 tahun, tampak sudah sangat lama dan tersohor keberadaannya.  Pasar seni Sukawati tidak bisa terlepas dari objek wisata di Pulau Bali, sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke pasar ini, walaupun saat ini sudah sangat banyak toko-toko modern yang membuka usaha toko souvenir khas Bali.  Pasar Seni Sukawati tetap menjadi legenda tersendiri. 

Pasar Seni Guwang

Pasar Seni Guwang

Lokasi: Jl. Raya Guwang No.5, desa Guwang, Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali

Jam buka: 08.00-18.00

Tiket Masuk: Gratis

Pasar seni Guwang ini dibangun di sebelah Selatan dari Pasar Seni Sukawati, hanya berjarak 2 km saja.  Adanya Pasar Seni Guwang ini oleh karena semakin ramai dan sempitnya lahan Parkir bagi tamu yang berbelanja di Pasar Seni Sukawati  sehingga sering menimbulkan kemacetan jalan dan toko-toko juga sudah terlalu padat.

Barang seni yang dijual di sini juga hampir sama dengan yang ada di pasar seni Sukawati. Pakaian adat Bali, kerajinan tas, sandal, bed cover, baju dengan motif Bali, celana, mukena, dan banyak lagi, semuanya sama dengan yang dipajang di Pasar Seni Sukawati.

Angkutan wisata ke objek wisata wisata:

Tidak ada angkutan umum menuju tempat ini, jadi bisa menggunakan ojek online atau ojek pangkalan, atau sewa sepeda motor untuk 12 jam Rp 125.000 dan mobil Rp 300.000

BAGAIMANA PENGINAPANNYA?

Kamar Tidur yang rapi dan bersih, suasana juga tenang

Karena saya datang pas acara Pelebon raja Jelantik, maka nyaris kehabisan hotel di area Blahbatuh, akhirnya setelah browsing di sini saya dapatkan hotel Airy Blahbatuh yang berada di Jl. Permata Pering No.88, Pering, Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali 80581, telp 021-39501530. Sangat value for moneybanget, harga Rp 100.000 an tanpa breakfast tapi fasilitas seperti hotel bintang 3. Kamar bersih, AC, handuk bersih, TV, Shower + wastafel dengan air panas, kolam renang, balkon dengan view sawah, bagi yang suka ketenangan tempat ini sangat rekomen.  Hanya sedikit jauh dari pusat kotanya di Blahbatuh, sekitar 6 km, tapi hanya 3 km ke pantai saba. Semua bisa ditempuh dengan ojek online dan hanya Rp 6000 – Rp 10.000 saja. Kamar juga bak pengantin yang berbulan madu, tenang dan seduk dengan pemandangan sawah yang cantik ala ubud, Nah bisa dilirik deh Honeymoon di Bali Traveloka

APA KULINER KHAS GIANYAR? 

Nasi Lawar

Kuliner khas di Gianyar sebenarnya sama umumnya dengan daerah-daerah Bali lainnya, ada sate lilit, nasi Lawar, nah nasi lawar adalah nasi yang berisi sayuran berupa kacang panjang yang dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan kelapa dengan aneka bumbu, mirip urap, dan biasanya disajikan dengan daging (babi atau ayam), sate lilit dan juga jukut ares (sup batang pisang).Catatan penting bagi yang muslim tapi ingin makan nasi lawar tetap bisa dinikmati tapi dengan sebutan nasi Lawar Kuwir. Selain itu banyak juga di temukan ayam betutu dan ayam Taliwang di warung-warung tepi jalan. Harga seporsi nasi lawar Rp 15.000 –Rp 25.000.  Oiya karena sudah ada fasilitas pesan antar makanan, maka kamu bisa juga order online loh.

APA SAJA OLEH-OLEHNYA?

Aneka karya seni d pasar seni Guwang

Oleh-oleh khas di Gianyar? Hampir sama di seluruh pulau Bali, kaos barong, gantungan kunci, lukisan khas Bali, hingga dompet dan sandal. Dan ini bisa dibeli di pasar Seni Guwang maupun Pasar Seni Sukawati

Comments

  1. Mita

    Wah Bali! Aku baru sekali ke sana, dan merasa belum puas nih karena waktu itu studytour jaman kuliah, jadi gak terlalu eksplorasi ke banyak tempat :’)

    Beruntungnya dirimu, Mbak bisa liat prosesi adat ngaben. Karena jadi daya tarik tersendiri kan prosesi adat dan tradisi karena jarang-jarang melihat langsung.

    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
  2. Nunung Yuni

    Waah seneng ya Mbak bisa pergi ke beberapa tempat wisata di Gianyar. Beberapa kali ke Bali saya cuma sampai ke Pasar Seni Sukowati aja kalau ke Gianyar. Ternyata ada beberapa obyek wisata menarik ya. Thanks infonya ya Mbak.

    1. Post
      Author
  3. Evi indrawanto

    Di Gianyar saja sudah begini banyak destinasinya. Sudah gitu unik-unik lagi. Yang paling menarik itu upacara pelebon, yang tak setiap saat ada.

    tak heran ya Bali tetap muncul sebagai top of mind dalam wisata Indonesia

    1. Post
      Author
  4. Icha

    Cafe santal nya keknya enak banget ya buat santai santai ngobrol dan menikmati suasana

    ini kira kira keliling ke giayar sehari cukup gak yaaa

    1. Post
      Author
  5. Ratna

    Rasanya udah berabad-abad gak ke Bali #lebay!
    Baca tulisan ini, jadi pengen ke sana lagi. Tapi kok ya flight nya muahal banget, jek. Langsung mundur cantik deh hehe

    1. Post
      Author
  6. Turis Cantik

    Aku selalu senang mampir ke blog Uni Rai karena fotonya cakep-cakep heheh. Gianyar kyknya aku pernah sekali datang, tapi blom bnyak eksplorasi tempat hanya beberapa lokasi didatengin. Kapan2 mampir lagi deh, Gianyar memang harus banget didatengi kalau ke Bali.

    1. Post
      Author
      raiyani

      terimakasih hehe, iya kadang kita suka lupa bahwa pasar seni sukawati itu letaknya di Gianyar, dan gak hanya pasar yang ada disana, tapi masih banyak objek lain yg tidak kalah menarik ya

  7. Dinilint

    Salam kenal mbak, aku Dini,

    Gianyar ini salah satu daerah favorit aku kalo ke Bali. Aku suka banget dengan suasananya yang tenang dan adem.
    Seru banget mbak, bisa pas ada event Pelebon Raja Jelantik. Tahunya ada even gini gimana?

    1. Post
      Author
      raiyani

      salam kenal kembali Dini, iya dekat kemana mana-ke ubud juga dekat, iya aku dapat info dari instagram teman, dan kebetulan harinya pas banget saat disana, thanks ya

    1. Post
      Author
  8. hani

    Seru banget bisa lihat upacara ngaben. Pengalaman tak terlupakan. Btw…cafenya bagus banget suasananya. Bisa betah tuh berlama-lama…

    1. Post
      Author
  9. Rach Alida

    Air terjunnya cakep bener mba. Plus unik juga ya ada nama terjunnya jika di lihat dari sisi-sisi yang berbeda. Aku belum pernah ke Gianyar tapi kesempatan untuk melihat upacara benar benar kesempatan yang luar biasa

    1. Post
      Author
  10. Darius Go Reinnamah

    Wah, beruntung banget bisa liat Pelebon, apalagi terakhir tahun 1962. Tahu nggak sih mbak berapa uang yang dihabiskan untuk acara Pelebon itu?

    Untuk Pasar Seni Sukawati, saya pernah ke sini dan memang banyak banget barang seni yang dijual di sini 🙂

    1. Post
      Author
  11. Dita Indrihapsari

    Waaah, pas banget pas ke sana lagi ada ngaben ya mba.. Pasti ramenya warbyasa ya… Aku baru pernahnya ke Sukawati aja, ternyata banyak wisata menarik di Gianyar yang sayang kalo dilewatin..

    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *