Yogyakarta Negeri Seribu Candi, Petualangan dan Romantisme

Yogyakarta, kota dan kata sederhana berjuta makna, rasanya tak banyak yang menyangkal kota Yogyakarta adalah kota wisata yang ramai dikunjungi kapanpun, laiknya Bali tak pernah sepi. Tak hanya disebut sebagai kota pelajar, kota ini mulai menggeliat lebih metropolis, lihat saja jajaran toko modern ramai berdiri sepanjang jalan-jalan Yogyakarta, mulai dari café hingga rumah mode. Para mahasiswa tak lagi membaca dan belajar di bawah pohon rindang maupun di selasar kampus, tapi kini berpindah dari ankringan hingga café mahal yang mungkin tak terjangkau kantong mahasiswa ketika saya kuliah disini hingga akhir 1990-an

Kraton Yogyakarta (Photo: Raiyani)

Mahasiswa bukan lagi masyarakat cendikia yang prihatin, syukurlah semoga ini sebagai lambang kemakmuran bangsa. Tak banyak yang berubah dari waktu demi waktu. Malioboro masih tetap cantik dan berbenah di malam hari, mulai hiruk pikuk gang sempit bak pasar senggol penjaja asongan kain batik, hingga pernak pernik lucu khas Jogja. Aroma ronde, bebek , ayam hingga burung dara goreng memercik di minyak panas kuliner pinggir jalan. Para tamu manggut-manggut senang atau kesal entahlah pengamen jalanan masih terus membanjir di kawasan ini, satu pengamen pertama tampil menghibur di sela menunggu bebek goreng Kami tiba, namun pengamen berikutnya dan berikutnya membuat tak nyaman lagi. Tapi inilah Yogyakarta. Kota yang masih kental mengemban adat dan budaya Jawa. Kota yang memiliki semboyan, Yogyakarta Berhati Nyaman. Semoga terus Nyaman sepanjang masa, Bagiku, bagi kamu dan Kita semua.

Candi Prambanan (Photo: Raiyani)

Bagaimana dengan wisatanya? Denyut wisata terus membuncah di Kota Yogyakarta, pembangunan berbagai hotelpun terus bertambah, sarana transportasi, rumah makan dan hiburan rakyat semakin di benahi. Kali code yang dahulu terkesan pemukiman padat yang kumuh, kini tertata apik di balur cat warna warni menjadi ketertarikan khusus untuk wisata urban. Kekhasan lain yaitu jalur wisata keraton dimulai dari Alun alun, menuju masjid Kraton, hingga masuk ke dalam kawasan Kraton Yogya. Berjalan santai atau naik andong yang banyak berjajar di depan kawasan Kraton, menuju Taman sari, pemandian para putri dahulu kala, kolam bercat biru menyejukkan pandangan di setiap sudutnya, rasakan nuansa kerajaan jaman dahulu kala. Jangan berhenti disini, berkeliling menyusuri lorong demi lorong melingkar hingga mencapai titik bernuansa gua beratap langit , ada 3 tangga menuju satu titik, coba berdiri di pusatnya, dan hayati dan diamlah sejenak, angin segar akan menyambutmu dari celah pintu lorong lorongnya. Konon dahulu adalah sebagai masjid tempat ibadah sang Raja.

Taman Sari (Photo:Raiyani)

Bergeser kearah Timur, kawasan Prambanan menyimpan banyak cerita sejarah, ditemukan banyak bukti sejarah dalam bentuk candi-candi. Ada yang sudah direnovasi maupun belum tergali. Perjalanan dari candi ke candi akan memberi nuansa berbeda, pemerhati arsitektur, sejarah dan budaya tentu sangat senang berkunjung ke candi-candi ini. Tak ada lokasi wisata di Indonesia yang dalam satu kawasan memiliki candi yang begitu banyak. Istimewa bukan. Sebut saja mulai dari kompleks candi Prambanan, kemegahannya sudah tampak dari tepi jalan, bentuk segi tiga menjulang jajaran candi berdiri megah.

 

Matahari tenggelam di Candi Ratu Boko (Photo:Raiyani)

Tak hanya itu dibelakang kompleks dari candi Prambanan inipun ada beberapa candi lagi, antara lain candi Sewu, candi Kalasan, candi Plaosan. Siapkan otot kaki dan semangat baru, karena perjalanan belum usai , kita melanjutkan mengunjungi candi lainnya, menyeberang dari area Kompleks candi Prambanan kearah selatan. Banyak pula berdiri candi-candi, antara lain candi Ijo , sebuah kompleks percandian yang terletak di Bukit Ijo, candi Barong, candi Sojiwan. Keberadaan candi –candi ini menandakan maraknya perkembangan agama Hindu dan Budha di jaman dahulu. Perjalanan wisata candi yang terakhir adalah candi Ratu Boko, dari sebelah Utara candi peninggalan kerajaan Mataram ini kita bisa menikmati pemandangan kota Jogja dan Candi Prambanan dengan latar belakang Gunung Merapi. Selanjutnya duduk santai di rerumputan hijau candi Ratu Boko, sambil menanti detik demi detik pergantian siang ke malam. Fenomena sunset di candi ini sangat menarik, apabila cuaca cerah matahari kerap tampak bulat turun perlahan membelah candi dan muncul disela pintu candi. Banyak wisatawan sore hari kesini menikmati suasana syahdunya, menambah suasana Romantis di candi Ratu Boko.

Candi Prambanan, Merapi dan Candi Sojiwan (Photo: Raiyani)

 

 

Candi Barong (Photo: Raiyani)

 

Candi Sojiwan (Photo: Raiyani)

Banyak wisata alam yang ada di Yogyakarta, mulai dari jajaran pantai Selatan, yaitu Parangtritis, gundukan pasir di Parangkusumo, Pantai Indrajanti, pantai Kukup, pantai Krakal, pantai Baron. Ke utara Yogya ada Gunung Merapi yang sangat di kenal dengan wedhus Gembelnya di tahun 2010, banyak korban jiwa saat itu, namun lokasi lava dan kondisi erupsi merapi kini juga telah menjadi salah satu tujuan wisata alam yang diandalkan.

Ingin berpetualang menyusuri sungai? Ada gua Pindul yang bisa dinikmati dengan fasilitas tubing bagi para pengunjung wisata, beberapa tahun ini peminatnya sangat banyak, terutama di hari libur. Ingin yang Lebih menantang? Ada Gua vertikal, konon di sebut gua Purba, karena vegetasinya yang langka. Dua mulut gua vertikal dikenal sebagai Jomblang dan Grubuk (kedalaman 125m). Biasanya para pencinta alam memilih turun dengan tali dari Grubuk, namun bagi para pemula bisa turun dari gua Jomblang yang relatif kedalamannya lebih pendek (70m). Kini bahkan tersedia pula jasa katrol untuk wisatawan yang tak mahir turun dengan tali. Tentunya sangat sebanding dengan usaha menuju dasar gua ini, atraksi dan sajian alam di dalam gua sungguh menakjubkan, tetesan air dari stalagtite dan stalagmite, membentuk batu karang yang besar, sinar bagai cahaya surga menembus mulut gua menuju dasarnya. Hanya decak kagum dan syukur terhadap pencipta yang mampu terungkap.

Gua Grubuk (Photo: Raiyani)

Yogyakarta masih menyimpan banyak tempat indah, tak kan cukup sekali saja, lantunan Lirik Lagu Yogyakarta ini akan menambah romantisme Yogyakarta.

“…Namun kotamu hadirkan senyummu abadi

Ijinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi

Bila hati mulai sepi tanpa terobati…”

Malioboro kala senja (Photo: Raiyani)

Yogyakarta…. Hadirmu adalah Inspirasi

Comments

    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
    1. Post
      Author
  1. Haryadi Yansyah | Omnduut

    Pernah ke Yogya, tapi tak pernah satu kalipun ke tempat-tempat ini huhuhu. Nasip jalan sama rombongan dan menginap di Magelang, jadi pas ke Yogya ya ke pasar aja *ngenes

    Mesti balik lagi ke Yogya dan eksplor tempat2 indah ini.

    1. Post
      Author
  2. indra pradya

    sungguh cadas mba satu ini…tulisan kece penuh kalimat dan kata kata inspiratif nan sastrawi…lalu hasil photo nya sungguh buat saya kesal..se-kesal-kesalnya..dikarenakan membuai mata dan kemudian menerbangkan imajinasi . aaahhh kau kece bana bana mbaaaa…. jadi ingat photo hasil jepretan mba Rai …. piawai diri mu mba.. btw aku sungguh kangen Yogya lhooo

    1. Post
      Author
      raiyani

      alhamdulilah, makasih ya Tuhaan. duh dipuji sama MC dan bloger femes apa nak dikata, tersanjung awak ni
      ayoklah kapan kita nge jogja rame rame

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *